Langsung ke konten utama

Suratku tentang Masa Depan

Aku terlalu sibuk untuk sekedar mencari pasangan hidup. Karena akhir cerita dunia tidak melulu soal cinta.
Memutuskan untuk tetap sendiri itu pilihan. Karena cintaku terlalu besar untuk dilabuhkan pada seseorang yang belum pasti menjadi ketentuan Tuhan.

Aku jatuh cinta? memang pernah. Tapi mungkin ini sebuah kesalahan yang harus ku mintakan maaf dari suamiku nanti di masa depan, karena tidak bisa menjaga hati.

Guys, setia pada seseorang yang belum jelas kelihatan wajah, nama, kapan bertemunya, memang menyenangkan dan penuh tantangan. Tahu kan arti setia itu apa?

Setia adalah saat kau tetap bertahan bersama dengan orang yang kau cintai di tengah-tengah godaan cinta dari orang lain. Bayangkan. Saat Tuhan membuat kita jatuh cinta pada seseorang, sedangkan orang itu belum jelas mau dengan kita, kemudian kita bertahan melupakan atau mengalihkan pikiran, demi menjaga perasaan seseorang yang Tuhan takdirkan nanti di masa depan.

Baru ku sadari jika cara seperti ini indah, guys.

Aku tahu, sampai detik ini, aku sedang jatuh cinta dan mengagumi seseorang. Ingin rasanya orang itu memilihku untuk menjadi pendamping hidupnya. Tetapi, setiap kali keinginan itu muncul, aku mencoba mengingat "dia" yang nanti akan ada di masa depanku.

Aku berpikir, "Bagaimana jika aku susah-payah menunggunya, tapi ternyata dia tidak ada di masa depanku?"

Inilah yang dapat ku lakukan sekarang, meskipun belum dapat melupakannya. Setidaknya aku telah mencoba untuk setia dan bertahan tidak membiarkan hatiku mencintai atau menunggu orang lain yang belum jelas akan menjadi masa depanku.

Aku hanya dapat mengambil pelajaran di setiap Tuhan menyingkapkan keistimewaan yang ada pada seseorang yang akhirnya membuatku jatuh cinta. Aku yakin kok, kalau aku setia dan menjaga hati, dia di masa depan juga akan melakukan hal yang sama.

Siapa bilang gadis "single" sepertiku tidak bisa merencanakan masa depan keluarga? Tanpa pasangan di masa sekarang, kita bisa kok mulai merancangnya sendiri.

aku, punya mimpi. Jika nanti berkeluarga, akan ku didik anak-anakku menjadi hamba-hamba Allah yang tahu maksud dari wahyu yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad. aku tidak hanya akan menjadikan mereka penghafal quran, tetapi lebih dari. Hidup dengan Al Quran. Aku bermimpi menjadi "madrasatul quran" bagi mereka. Inilah cita-cita dan tujuanku menjadi sarjana Tafsir-Hadits.

Begitu juga untuk suamiku. aku berharap suamiku di masa depan nanti juga mencintai Al Quran dan memiliki cita-cita yang sama denganku. Bukan hafalan Al Quran nya yang penting. Tapi pemahaman, pengamalan, dan penghayatan Al Quran yang ada dalam hidupnya yang menjadi penting untuk dijadikan pilihan.

Assalaamu'alaikum suami di masa depanku nanti. Kalaupun kita tidak bertemu di dunia, Tuhan pasti mempertemukan kita di surga. Tentu aku tak mau menjadi penghuni neraka. Oleh sebab itulah aku ingin berusaha menjadi penghuni surga yang diridhai Allah Ta'ala. Aamiin.

Sampai jumpa di masa depan, suamiku.

- Habibah -


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUHAN JUGA MENULIS!

Oleh: Habibah Syarifah MENULIS; Ia hanya satu kata sederhana yang siapapun bisa melakukannya. Kata tersebut memiliki awalan “Me- “ yang artinya melakukan suatu tindakan/perbuatan, dengan kata dasar “tulis”. Jika dipadukan, maka arti dari “Menulis” adalah melakukan suatu tindakan yang menghasilkan suatu tulisan. Konon, kata ini adalah kata yang paling populer, sebab digunakan oleh berbagai kalangan di dunia. Bukan hanya bertindak sebagai sebuah kata, tetapi juga sebagai sebuah tindakan yang tidak bisa tidak digunakan hampir di seluruh dunia dan bagian-bagiannya. Semua orang wajar jika menulis. Entah itu muda atau tua, tak bisa melihat atau tak dapat berbicara, sempurna atau tidak sempurna, pasti menulis. Ia seolah menjadi proses kehidupan yang biasa saja. Namun, tidak bagi orang-orang yang sadar bahwa menulis adalah nafasnya. Seperti seorang yang bisu, tak mampu berhubungan dengan siapapun tanpa membawa sebuah pena dan buku, untuk berbicara tentunya, karena tak semua orang mampu ...

Berbagi Itu Indah !!!

(Kuliner Besar, Edisi Bubur Manado dan Sambel Dabu-dabu Roa) Ehem-ehem.. Hari Sabtu, hari di mana aku tidak punya jadwal puasa, dan temen kamarku dulu di Ma'had juga mau dateng. Ceritanya juga, aku lagi jenuh dan suntuk dengan tugas-tugas yang membeludak, juga karena lagi kangen suasana makan di rumah, dan emang pengen masak besar serta berbagi kekenyangan ^_^, akhirnya, dari hari Rabu udah ngerencanain bakal bikin bubur Manado spesial, makanannya orang sulawesi dan dabu-dabu roa. Aslinya sih, mau ada tambahan Jamur Crispy, tapi berhubung di pasar nggak ketemu, jadi dibatalkan jamurnya ^_^ Nah, simak yuk kisahnya. Pagi hari, Sabtu (29 November 2014), aku bergegas mencatat seluruh bahan yang dibutuhkan untuk membuat bubur Manado. Awalnya sih, hanya mencoba mengingat apa yang telah ku lihat dulu ketika masak bubur Manado di rumah. Tapi, ngerasa enggan pake ceker karena aku agak gimana gitu  sama ceker ayam, hehe. Malam harinya juga aku udah coba-coba liat youtube biar n...