Langsung ke konten utama

Korban PHP atau Ujian dari Tuhan?

Assalaamu'alaikum, September..
Entah mengapa, bulan ini selalu menjadi awal perubahanku yang besar-besaran. Ya pasti sih tak mungkin ada asap tanpa api. Segala sesuatu terjadi pasti ada yang melatarbelakanginya.

Yap, hari ini, aku ingin berbagi kisah yang telah terukir sejak 2 tahun lalu. Ini tentang seseorang yang kemarin-kemarin masih ku anggap mustahil untuk menyakitiku. Tetapi, sekarang aku menyadari apa yang salah di dalamnya.

Jadi, 2 tahun lalu, Tuhan mempertemukanku dengan seseorang di kala aku baru saja patah hati. Sebut saja namanya Mr. A. Saat pertama bertemu di kelas kuliah, saya tidak merasakan apapun, karena saya merasa belum siap untuk membuka hatiku kembali. Aku saja baru kenal hari itu. Orangnya punya penampilan 'alim. Potongan anak kyai. Kebetulan, di kelas kuliah yang saya ikuti itu, ada tugas kelompok yang membuat kami akhirnya saling berkenalan, bertukar nomor hp, dan bertemu.

Beberapa hari setelahnya, saya baru tahu kalau dia ternyata mahasiswa yang tenar. Kami seangkatan. Waktu itu semester 3. Anehnya, meskipun orang lain tahu siapa dia, aku tidak sama sekali. Maklum, aku ni tidak begitu suka kenal dengan laki-laki tanpa kepentingan. Yang ku kenal hanya teman-teman sekelasku.

Nah, berawal dari kerja kelompok bersama, aku dan dia mulai banyak bicara dan bercanda. Kami saling tahu tahun kelahiran masing-masing, daerah asal masing-masing, dan sebagainya. Kami sama-sama punya latar belakang orang sunda. Meskipun ayahku adalah orang sulawesi dan aku sekeluarga tinggal di jawa.

Setelah pertemuan itu, tugas semuanya selesai, hingga presentasi yang memuaskan, teman-teman sekelasnya mulai menggoda kami. Mereka merasa kami adalah pasangan yang pas. Dia berpeci tinggi, aku berjilbab panjang. Kata mereka, kami sama-sama pintar.

Cara mereka menjodohkan kami di mulai dari foto yang mereka curi menggunakan hp saat aku dan dia sedang duduk di perpus. Waktu itu, dia yg menghampiriku dan bertanya ini-itu. Sedangkan aku saat itu belum punya perasaan apa-apa. Tapi merasa ada yang aneh di sana: itu pertama kalinya laki-laki berani sekali tidak menjaga jarak denganku!

Hari-hari berlalu, pernah ada panggilan tak terjawab darinya, padahal tidak ada urusan lagi di antara kita. Aku tidak suka komunikasi di luar batas yang tidak penting.

Tak hanya itu. Dia juga tiba-tiba menginvite pin bbm saya. Mungkin dari situ, aku tanpa sengaja bisa memperhatikan aktifitasmu lewat medsos itu. Sampai pada akhirnya, di akhir semester, saat aku mendapat nilai seratus di ujian uas, dia tiba-tiba sms dan mengungkapkan kekagumannya. Ini yang membuatku mulai berharap.

Semester selanjutnya, kami sekelas lagi. Godaan teman-teman mulai meningkat tajam. Apalagi saat aku dan dia terlibat perdebatan panjang. Di situ, sampai akhir aku merasa bersalah karena menjadi orang yang membuat dia digoda teman-temannya. Hingga di semester 5, aku memutuskan untuk tidak lagi ikut di kelasnya. Aku mengirim pesan permohonan maaf dan berjanji untuk tdk jd pengganggunya lagi. Tapi, dia justru bilang kalau kehadiranku membuat kelas jadi rame dan seru. Dia ingin aku tetap berada di kelasnya. Aku tak bisa percaya begitu saja. aku fikir itu harapan palsu. Jadi, tak terlalu ku gubris. Saat aku kirim tulisan perpisahan di grup kelasnya, dia ikut juga komentar di sana. Dia yang meminta lagi agar aku tetap tinggal. Well, aku tetap keukeuh bahwa itu basa-basi. Harapan palsu. Aku tidak bisa percaya begitu saja.

Tapi, di bulan agustus saat krs-an, dia berkali-kali mengirim 'ping!!!' padaku. Memintaku untuk mengisi jadwal yg sama. Agar aku dan dia sekelas lagi. Sebelumnya, terlibat percakapan juga tentang dia yg bertanya soal kriteria suami yg aku inginkan. Dia tanyakan juga kenapa semester lalu tidak bertemu di matakuliah Madzahibut Tafassir. Dia juga bertanya tentang rencana menikah. Bahkan dia juga bertanya tentang "pacaran tapi serius". Well, kami nggak pacaran. Aku juga terus mencoba agar tak terjebak dalam harapan palsu.

Semester lima inilah puncaknya. Puncak dimana dia rajin sekali bbm aku setiap satu-dua minggu, selasa atau rabu, di jam-jam sehabis maghrib. Kadangkala di pagi hari. Bertanya hal-hal yang serius. Salah satunya tentang golongan madzhab, nasab, dll. Akhirnya kami saling mengenal dan tahu bahwa aku dan dia sama-sama anak kyai. Bedanya, aku masih ada keturunan fatimah-ali bermarga Al idrus. Sedangkan dia tidak. Selain itu, pernah, dia katakan "ma'syauq" di akhir perbincangan. Ku tanyakan pada semua orang, ternyata artinya "rindu yang sangat mendalam sampai keluar air mata. Di sini, aku tak menyadari jika mulai termakan harapan. Apalagi ketika ia membenarkan pengertian itu.

Lebih lagi, pada akhirnya dia mengajakku bertemu belajar bersama. Dan entah kenapa aku mau begitu saja, dengan niat membantu.Aku terus mencoba tidak berharap apa-apa. Tapi yang terjadi, belajar bersama itu semakin meningkat durasinya. aku tak bisa lagi menolak.

Hingga akhiirnnya di liburan semester, kami mengajukan judul bersama. Dia mengajakku mengajukan bersama. Dia juga menitipkan sepupunya. Dia jg sempat curhat soal ayah, ibu, dan kakak-kakaknya. Dia pernah blg "hanya padamu ku berani buka tentang pribadiku dan keluargaku".

Saat masuk semester 6, aku sengaja menjauhinya. aku takut kecewa nanti. Meski masih ada satu kelas bersama: matakuliah Jurnalistik. Tak ada lagi komunikasi intens di antara kami, karena hp ku saat itu sdg rusak. Aplg aku juga mengirim surat kejujuran dan perpisahan padanya. Dia sempat mengungkapkan lagi kekagumannya. Dia juga masih menanyakan kabarku lewat sms.

Hingga aku berhasil tidak mengharapkannya lagi. Meski dibuat terbawa perasaan ketika sama-sama ikut pelatihan terakhir makul Jurnalistik. Apalagi pas dia mengucapkan selamat ulangtahun padaku.

Well, pernah ada peristiwa ketika kakak kelas menyuukainya dan aku kena getahnya. Sampai kami harus bertemu bertiga. Dia jelaskan semuanya agar kakak kelas itu tidak salah paham. Tapi, dia baru jujur tentang perasaannya padaku, esok hari kemudian. Parahnya, dia berucap "maaf dulu saya memang punya rasa suka tuk dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Tapi saya mau fokus ilmu dulu, biar hasilnya maksimal." perempuan mana yang tidak termakan harapan?

Di bulan juli, saat aku kembali ke semarang, aku dan dia bertemu. Kami akhirnya menyepakati untuk belajar bersama ujian kompre. Sembilan hari, dan diakhiri ajakannya jalan-jalan ke gedung songo. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan di sana. Bahkan dia terlihat bahagia jalan-jalan berenam. Dia juga bahkan sempat bertanya soal kemana aku akan melanjutkan. Juga bertanya dimana keluargaku tinggal saat wisuda nanti. Dia bahkan mengimamiku shalat dzuhur, menggelarkan sajadah untukku, dan dia mau difoto berdua dengan jarak yang jauh, padahal bukan permintaanku. Saat itu aku hanya malas berdiri saja. Di situlah, harapanku yang ttadinya pupus menjadi tumbuh kembali.

Dua minggu kemudian, ternyata dia katakan bahwa dia takut aku berharap, dia bilang dia dulu pernah bilang "tidak untuk dilanjutkan".  Padahal apakah mungkin kalimat ini "maaf dulu saya memang punya rasa suka tuk dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Tapi saya mau fokus ilmu dulu, biar hasilnya maksimal." typo? Terus, dia bilang keluarganya tidak setuju dengan saya tanpa menyebut alasan.

Apakah kata 'tuk' aslinya 'tdk'? Seandainya aku tahu dan sadar dari dulu..pastilah tidak akan terasa sakit seperti ini. Tapi, kalau itu salah tulis, mengapa pada kalimat selanjutnya ada kata "lebih baik kita jalani hidup ini jangan dengan kata 'pacaran' tapi saudara atau sahabat sejati saja".

Guys, siapa di sini yang salah? Dia yang memberi harapan atau aku yang terlalu berharap? Tapi, jujur, tiap bulan aku selalu mencoba melupakannya. Aku selalu menganggap itu bukan harapan.

Ah, tapi, aku harus bangkit. Apa yang ku anggap suci dan benar belum tentuk baik menurut Allah untukku. Dua kali aku gagal. Karena salahku menganggap rasa cinta itu dengan serius.

Apa semua laki-laki seperti ini? Aku jadi takut untuk membuka hati kembali. Meskipun aku akan dijodohkan juga.

Tak apalah. Meskipun ini salahku, aku akan memaafkan diriku. Aku akan mengubah semuanya. Cinta yang dulu hampir 6 tahun saja bisa coba ku lupakan selama 1 tahun. Apalagi hanya orang yang ku kenal selama 2 tahun bahkan tanpa status?

Mr. A, aku kesal sih. Kesal karena kau anggap kita TTM. Kau anggap aku wanita apaan? Aku juga kesal kenapa kau lupa dengan perkataan yang kau ketik sendiri? Kau tidak pernah bilang 'tidak untuk dilanjutkan'!!!! Maaf jika aku marah di sini. Seharusnya, kalau kau tahu akan dijodohkan, dan kau tahu aku tidak disetujui keluargamu, kau tidak perlu mendekatiku dan kau jujur dari awal!!!! Aku kecewa. Ya, aku kecewa karena kau tak bisa terus terang. Tetapi, demi kedamaian hatiku, hari ini aku memaafkanmu dan memaafkan keluargamu, entah apapun alasan penolakan itu.

Aku juga minta maaf. Mungkin ini ujian dari Allah atas hatiku. Betapa cemerlang-Nya Allah menguji dan mengasah kekuatan hatiku. Ini nasihat dari Allah agar aku lebih bisa menjaga hati meski pada orang sholeh sekalipun.

Mr. A, tak ada lagi cinta di hatiku. Adanya, hanya kenangan yang siap di-remove agar tidak terasa sakit lagi. Aku ingin berdamai dengan hatiku. Aku bisa melanjutkan hidupku dengan banyak mimpiku.

Aku, akan tetap kuliah S2 di Bandung meskipun kau juga kuliah di Bandung. Kalau aku dan kamu mendapat beasiswa di Semarang, aku juga akan tetap menghadapinya. Kalau aku harus pergi ke Makassar juga tak apa.

Aku akan buktikan bahwa aku sudah berhenti berharap, dan akan tetap ku anggap kau sebagai saudara atau sahabat sejati. Seperti yang kau bilang dulu.

Selamat tinggal, mr. A. Akan ku jaga hatiku untuk calon suamiku seorang.

Hatiku tidak patah kok, hanya sedikit bengkok dan masih bisa lurus lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suratku tentang Masa Depan

Aku terlalu sibuk untuk sekedar mencari pasangan hidup. Karena akhir cerita dunia tidak melulu soal cinta. Memutuskan untuk tetap sendiri itu pilihan. Karena cintaku terlalu besar untuk dilabuhkan pada seseorang yang belum pasti menjadi ketentuan Tuhan. Aku jatuh cinta? memang pernah. Tapi mungkin ini sebuah kesalahan yang harus ku mintakan maaf dari suamiku nanti di masa depan, karena tidak bisa menjaga hati. Guys, setia pada seseorang yang belum jelas kelihatan wajah, nama, kapan bertemunya, memang menyenangkan dan penuh tantangan. Tahu kan arti setia itu apa? Setia adalah saat kau tetap bertahan bersama dengan orang yang kau cintai di tengah-tengah godaan cinta dari orang lain. Bayangkan. Saat Tuhan membuat kita jatuh cinta pada seseorang, sedangkan orang itu belum jelas mau dengan kita, kemudian kita bertahan melupakan atau mengalihkan pikiran, demi menjaga perasaan seseorang yang Tuhan takdirkan nanti di masa depan. Baru ku sadari jika cara seperti ini indah, guys. Aku ...

TUHAN JUGA MENULIS!

Oleh: Habibah Syarifah MENULIS; Ia hanya satu kata sederhana yang siapapun bisa melakukannya. Kata tersebut memiliki awalan “Me- “ yang artinya melakukan suatu tindakan/perbuatan, dengan kata dasar “tulis”. Jika dipadukan, maka arti dari “Menulis” adalah melakukan suatu tindakan yang menghasilkan suatu tulisan. Konon, kata ini adalah kata yang paling populer, sebab digunakan oleh berbagai kalangan di dunia. Bukan hanya bertindak sebagai sebuah kata, tetapi juga sebagai sebuah tindakan yang tidak bisa tidak digunakan hampir di seluruh dunia dan bagian-bagiannya. Semua orang wajar jika menulis. Entah itu muda atau tua, tak bisa melihat atau tak dapat berbicara, sempurna atau tidak sempurna, pasti menulis. Ia seolah menjadi proses kehidupan yang biasa saja. Namun, tidak bagi orang-orang yang sadar bahwa menulis adalah nafasnya. Seperti seorang yang bisu, tak mampu berhubungan dengan siapapun tanpa membawa sebuah pena dan buku, untuk berbicara tentunya, karena tak semua orang mampu ...

Berbagi Itu Indah !!!

(Kuliner Besar, Edisi Bubur Manado dan Sambel Dabu-dabu Roa) Ehem-ehem.. Hari Sabtu, hari di mana aku tidak punya jadwal puasa, dan temen kamarku dulu di Ma'had juga mau dateng. Ceritanya juga, aku lagi jenuh dan suntuk dengan tugas-tugas yang membeludak, juga karena lagi kangen suasana makan di rumah, dan emang pengen masak besar serta berbagi kekenyangan ^_^, akhirnya, dari hari Rabu udah ngerencanain bakal bikin bubur Manado spesial, makanannya orang sulawesi dan dabu-dabu roa. Aslinya sih, mau ada tambahan Jamur Crispy, tapi berhubung di pasar nggak ketemu, jadi dibatalkan jamurnya ^_^ Nah, simak yuk kisahnya. Pagi hari, Sabtu (29 November 2014), aku bergegas mencatat seluruh bahan yang dibutuhkan untuk membuat bubur Manado. Awalnya sih, hanya mencoba mengingat apa yang telah ku lihat dulu ketika masak bubur Manado di rumah. Tapi, ngerasa enggan pake ceker karena aku agak gimana gitu  sama ceker ayam, hehe. Malam harinya juga aku udah coba-coba liat youtube biar n...