Langsung ke konten utama

"Antara Jalan-jalan dan Tugas"

(Memori 31 Oktober 2014)


Sedikit cerita, di bulan lalu.
Hmm, sobat, saat itu hatiku sedang gundah. Terlebih, ada tugas yang begitu memberatkan: mencari naskah kuno asli, dan kami harus mendeskripsikannya dengan lengkap. Ya, nama mata kuliah ini adalah Filologi, mata kuliah khusus yang membahasa mengenai teks.

Tempat pertama yang kami kunjungi untuk berburu naskah kuno adalah museum Ranggawarsito. Saat itu tidak hanya bertuju. Tetapi, ada lebih dari duabelas orang. Namun kecewanya, kami disuruh untuk melihat-lihat pameran terlebih dahulu sebelum masuk perpustakaannya. Ya, pameran benda-benda bersejarah, benda-benda kuno, ini salah satu contohnya, naskah dari daun lontar dan kalender manual:
 

Sekitar setengah jam kemudian, kami baru digiring ke perpustakaan. Kami kira naskah kuno itu ada di rak-rak yang bukunya sudah kecoklatan. Tapi rupanya, kami harus mendengar penjelasan petugas perpus yang katanya sudah bergelar "Ngabei" di Keraton. Beliau seorang wanita, ia mengatakan bahwa naskah kuno itu tidak bisa sembarang dipegang. Naskah kuno yang dimiliki museum ini katanya hanya sekitar lima sampai delapan saja. Ah, aku dan kelompokku waktu itu cuma bisa menghela nafas. Sepertinya, naskah di museum itu sudah diblokade dengan kelompok lain. Hmm, terus, akhirnya, aku dengan anggota kelompokku satu orang (aslinya kelompok itu ada delapan orang) langsung capcus ke Perpustakaan Wilayah Provinsi Jawa Tengah, yang ada di sebelah gedung wanita. Anggota kelompokku yang lain enggan ikut karena mereka memilih mengikuti seminar yang sedang diadakan museum, yaitu seminar tentang perawatan naskah kuno. Akhirnya, kami berdua yang punya jalan pikiran sama, bahwa seminar tersebut pasti akan membosankan, langsung pergi saja ke perpustakaan. Dan, akhirnya memang ketemu banyak di Ruang Deposit. Setelah itu, ya kita sempet eksis sih. Hanya saja, aku cuma berani jadi fotografer sobat, hehehe. Ini dia hasil jepretanku, tapi ini foto di depan gedung wanita yang waktu itu akan ada pameran buku..



Tapi, ternyata kami berdua kurang puas menemukan buku di sini. Kami jadi inget bahwa di Masjid Agung Jawa Tengah, ada museum di menaranya. Jadi, di hari Jum'at, 31 Oktober 2014, kami bertujuh (gabung dengan kelompok lain) pergi ke MAJT yang jaraknya jauh sekali dari kampus kami. Tapi untungnya, di Semarang itu angkutan mudah. Kami naik bus DAMRI yang jurusannya PC Gading. Terus kami berhenti di daerah gajahmungkur kalo nggak salah. Dari situ, kami nggak langsung sampai di masjidnya. Kami harus jalan sejauh 2 km untuk sampai masjid. Alhamdulillaah, ada bapak polisi yang bawa truk tahanan, baik hati mengantarkan kami sampai di depan Masjid Agung Jawa Tengah. Sayangnya, aku nggak sempet mengambil gambarnya sobat :D
Terus kami masuk deh ke menara yang terdiri dari sembilanbelas lantai. Sebelum ke museumnya, kami pengen banget ke puncaknya dulu, ke menara yang paling puncak. Dan, seperti biasa, namanya perempuan suka eksis dan narsis, hehe. Ini buktinya, termasuk aku sendiri ^_^
 

fotografernya kurang berpengalaman, jadi background dan gambarnya jadi kurang bagus, hehe. (soal fotografer nanti aku ceritakan dalam postingan lain ya sobat).

Selanjutnya, kami turun ke lantai tiga dan dua, ke museum yang katanya menyimpan naskah kuno asli. Di museum itu juga terdapat miniatur menara kudus. Ini dia ke-narsis-an kami, setelah meneliti naskah kuno. ^_^

Ini kami semua di depan pintu museum MAJT ^_^


Dan Ini-lah fotografernya ^_^

Setelah selesai, ya mumpung mampir di MAJT, sekalian menikmati keindahan masijd yang katanya dibuat menyerupai masjid nabawi. Kesempatan ini, selalu kami abadikan dengan camera. Bahkan, saat turun tangga di depan menara, kami tetep eksis ^_^

Ini pertama kalinya aku mencoba PD saat difoto, hehe ^_^


dan inilah hasil karyaku lagi, ^_^ temen-temen bilang bagus..

Nah, setelah eksis di tangga menara kaya' gini, ada seseorang yang memotret kami, dan menawarkan diri untuk memotret kami supaya keliatan semua. Ini dia fotonya :
Ini hasil potret orang itu..


kalo ini, hasil potret teman kami ^_^

dari tempat ini, kami jalan ke dalam, ke perpustakaannya, tapi sayang, ternyata perpusatakaannya tutup. Akhirnya, kami beristirahat di lantai dua Masjid Agung Jawa Tengah (masih bagus Masjid Al Hikmah si, hehe). Setengah jam kemudian, kami turun, dan rencananya pengen liat payung yang dibuka kaya' di Masjid Nabawi itu lho, hehe (nggak tau apa namanya), tapi sayangnya, udah mau jumatan, dan katanya, lagi rusak. Jadi, kami jalan aja ke depan MAJT, cari makan dulu sebelum pulang. Tapi, kami sempet eksis lagi di parkirannya, tepat di depan masjidnya hehe. ini dia:
ekspresi salam perpisahan dengan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang. ^_^

Kemudian, karena kami lelah, dan di depan pas ada penjual mie ayam, jadi kami langsung aja duduk nunggu pesanan. Sambil menunggu, ya biasa, eksis lagi, hehe...
wajah-wajah kelaperan..hehe.

Dan, usailah perjalanan kami. Sampai jumpa di kisahku selanjutnya sobat ^_^

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suratku tentang Masa Depan

Aku terlalu sibuk untuk sekedar mencari pasangan hidup. Karena akhir cerita dunia tidak melulu soal cinta. Memutuskan untuk tetap sendiri itu pilihan. Karena cintaku terlalu besar untuk dilabuhkan pada seseorang yang belum pasti menjadi ketentuan Tuhan. Aku jatuh cinta? memang pernah. Tapi mungkin ini sebuah kesalahan yang harus ku mintakan maaf dari suamiku nanti di masa depan, karena tidak bisa menjaga hati. Guys, setia pada seseorang yang belum jelas kelihatan wajah, nama, kapan bertemunya, memang menyenangkan dan penuh tantangan. Tahu kan arti setia itu apa? Setia adalah saat kau tetap bertahan bersama dengan orang yang kau cintai di tengah-tengah godaan cinta dari orang lain. Bayangkan. Saat Tuhan membuat kita jatuh cinta pada seseorang, sedangkan orang itu belum jelas mau dengan kita, kemudian kita bertahan melupakan atau mengalihkan pikiran, demi menjaga perasaan seseorang yang Tuhan takdirkan nanti di masa depan. Baru ku sadari jika cara seperti ini indah, guys. Aku ...

TUHAN JUGA MENULIS!

Oleh: Habibah Syarifah MENULIS; Ia hanya satu kata sederhana yang siapapun bisa melakukannya. Kata tersebut memiliki awalan “Me- “ yang artinya melakukan suatu tindakan/perbuatan, dengan kata dasar “tulis”. Jika dipadukan, maka arti dari “Menulis” adalah melakukan suatu tindakan yang menghasilkan suatu tulisan. Konon, kata ini adalah kata yang paling populer, sebab digunakan oleh berbagai kalangan di dunia. Bukan hanya bertindak sebagai sebuah kata, tetapi juga sebagai sebuah tindakan yang tidak bisa tidak digunakan hampir di seluruh dunia dan bagian-bagiannya. Semua orang wajar jika menulis. Entah itu muda atau tua, tak bisa melihat atau tak dapat berbicara, sempurna atau tidak sempurna, pasti menulis. Ia seolah menjadi proses kehidupan yang biasa saja. Namun, tidak bagi orang-orang yang sadar bahwa menulis adalah nafasnya. Seperti seorang yang bisu, tak mampu berhubungan dengan siapapun tanpa membawa sebuah pena dan buku, untuk berbicara tentunya, karena tak semua orang mampu ...

Berbagi Itu Indah !!!

(Kuliner Besar, Edisi Bubur Manado dan Sambel Dabu-dabu Roa) Ehem-ehem.. Hari Sabtu, hari di mana aku tidak punya jadwal puasa, dan temen kamarku dulu di Ma'had juga mau dateng. Ceritanya juga, aku lagi jenuh dan suntuk dengan tugas-tugas yang membeludak, juga karena lagi kangen suasana makan di rumah, dan emang pengen masak besar serta berbagi kekenyangan ^_^, akhirnya, dari hari Rabu udah ngerencanain bakal bikin bubur Manado spesial, makanannya orang sulawesi dan dabu-dabu roa. Aslinya sih, mau ada tambahan Jamur Crispy, tapi berhubung di pasar nggak ketemu, jadi dibatalkan jamurnya ^_^ Nah, simak yuk kisahnya. Pagi hari, Sabtu (29 November 2014), aku bergegas mencatat seluruh bahan yang dibutuhkan untuk membuat bubur Manado. Awalnya sih, hanya mencoba mengingat apa yang telah ku lihat dulu ketika masak bubur Manado di rumah. Tapi, ngerasa enggan pake ceker karena aku agak gimana gitu  sama ceker ayam, hehe. Malam harinya juga aku udah coba-coba liat youtube biar n...