Langsung ke konten utama

Postingan

RRI Semarang Adakan Pekan Tilawatil Quran

Poster Lomba Tausiyah RRI Semarang SEMARANG - Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, stasiun RRI Semarang akan menyelenggarakan lomba Pekan Tilawatil Quran, yang rencananya akan dilaksanakan Senin ini, 23 Mei 2016. Pendaftaran telah dibuka sejak 10 Mei lalu, dan akan ditutup sehari sebelum pelaksanaan (22/5). Cabang lomba yang ditawarkan adalah Lomba Tilawah, Lomba Tausiyah, dan Cerdas Cermat isi kandungan Al Quran (CCQ). “Kami membuka pendaftaran secara umum, untuk kepesertaan usia 17-30 tahun. Beberapa upaya kami untuk menjaring peserta melalui media sosial, bersurat ke berbagai instansi pendidikan ataupun keagamaan. Harapan kami bisa menjaring peserta yang memiliki pengetahuan serta kompetensi terkait Al Qur’an serta Hadist.” begitu ungkap Nunuk, salah satu panitia lomba Pekan Tilawatil Quran, saat dikonfirmasi mengenai berita ini, Kamis (19/5). Pendaftaran bisa dilakukan dengan mendatangi langsung ke RRI Semarang, atau menghubungi panitia lewat WA (085726683499) dan ...

TUHAN JUGA MENULIS!

Oleh: Habibah Syarifah MENULIS; Ia hanya satu kata sederhana yang siapapun bisa melakukannya. Kata tersebut memiliki awalan “Me- “ yang artinya melakukan suatu tindakan/perbuatan, dengan kata dasar “tulis”. Jika dipadukan, maka arti dari “Menulis” adalah melakukan suatu tindakan yang menghasilkan suatu tulisan. Konon, kata ini adalah kata yang paling populer, sebab digunakan oleh berbagai kalangan di dunia. Bukan hanya bertindak sebagai sebuah kata, tetapi juga sebagai sebuah tindakan yang tidak bisa tidak digunakan hampir di seluruh dunia dan bagian-bagiannya. Semua orang wajar jika menulis. Entah itu muda atau tua, tak bisa melihat atau tak dapat berbicara, sempurna atau tidak sempurna, pasti menulis. Ia seolah menjadi proses kehidupan yang biasa saja. Namun, tidak bagi orang-orang yang sadar bahwa menulis adalah nafasnya. Seperti seorang yang bisu, tak mampu berhubungan dengan siapapun tanpa membawa sebuah pena dan buku, untuk berbicara tentunya, karena tak semua orang mampu ...

“Singkap-ungkap Poligami dalam al Quran”

Oleh: Syarifah Habibah, Mahasiswi Tafsir dan Hadits UIN Walisongo Semarang Ilustrasi: Pro-Kontra Poligami di kalangan wanita Ketika seorang perempuan ditanya, “Kamu mau nggak dimadu?” maka pasti yang keluar dari mulutnya hanyalah teriakan kata, “Tidaaaak!”. Namun, para perempuan justru ketakutan dan tak bisa mengelak ketika ia dihadapkan dengan ayat yang begini terjemahannya: “ Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.” (QS. An Nisa’: 3) Jangankan perempuan muslim, perempuan-perempuan non-muslim juga sangat menolak ayat ini. Terlebih, kaum feminis, menjadikan ayat ini sebagai senjata untuk menyerang umat Islam yang dikatakan merendahkan perempuan. Mereka menyatakan bahwa Islam tidak adil dalam memperlakukan perempuan. Namun, mirisnya, ada sekelompok orang yang menerima dengan ikhlas mengenai poligami yang mereka anggap itu “dianjurkan”. Bahkan, sekelompok orang ini adalah berjenis kelamin perempuan. Awalnya, mereka memang tidak...

"Dengarkanlah Permintaan Hati.."

(masih dengan air mata, permintaan hati.) Terbuai, aku hilang. Terjatuh, aku dalam keindahan penantian. Terucap keraguan hati yang bimbang, yang terhalang kepastian cinta.. Aku..Hilaaaang. Aku..Hilaaaang. Tersabut kabut malam, terbiasnya harapan, yang tersimpan sejuta bertuan, Terasa kerinduan hati yang bimbang, yang terhempas, kepastian cinta.. Dengarkanlah permintaan hati yang teraniaya sunyi, dan berikanlah arti pada hidupku, yang terhempas, yang terlepas, pelukanmu.. bersamamu.. dan tanpamu aku hilang selalu.. Aku..Hilaaaang. Aku..Hilaaaang. Tersabut kabut malam, terbiasnya harapan, yang tersimpan sejuta bertuan, Terasa kerinduan hati yang bimbang, yang terhempas, kepastian cinta.. Dengarkanlah permintaan hati yang teraniaya sunyi, dan berikanlah arti pada hidupku, yang terhempas, yang terlepas, pelukanmu.. bersamamu.. dan tanpamu, aku hilang selalu..

"Pupus..."

(dengan penuh air mata, PUPUS.) Baru ku sadari, cintaku bertepuk sebelah tangan.. kau buat remuk seluruh hatiku.. Indah, terasa indah.. bila kita terbuai dalam alunan cinta, sedapat mungkin terciptakan rasa, keinginan selalu memiliki.. Oh, namun bila itu semua, dapat terwujud dalam satu ikatan cinta, tak semudah seperti yang pernah terbayang, menyatukan perasaan kita.. Tetaplah menjadi bintang di langit.. agar cinta kita kan abadi.. biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini, agar menjadi saksi kisah kita, berdua.. semoga waktu akan menghilangi sisi hatimu yang beku, dan semoga akan datang keajaiban hingga akhirnya kau pun mau, aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu, meski kau takkan pernah tahu.. Baru ku sadari, cintaku bertepuk sebelah tangan.. kau buat remuk seluruh hatiku.. Aku tak mengerti apa yang ku rasa..,

Berbagi Itu Indah !!!

(Kuliner Besar, Edisi Bubur Manado dan Sambel Dabu-dabu Roa) Ehem-ehem.. Hari Sabtu, hari di mana aku tidak punya jadwal puasa, dan temen kamarku dulu di Ma'had juga mau dateng. Ceritanya juga, aku lagi jenuh dan suntuk dengan tugas-tugas yang membeludak, juga karena lagi kangen suasana makan di rumah, dan emang pengen masak besar serta berbagi kekenyangan ^_^, akhirnya, dari hari Rabu udah ngerencanain bakal bikin bubur Manado spesial, makanannya orang sulawesi dan dabu-dabu roa. Aslinya sih, mau ada tambahan Jamur Crispy, tapi berhubung di pasar nggak ketemu, jadi dibatalkan jamurnya ^_^ Nah, simak yuk kisahnya. Pagi hari, Sabtu (29 November 2014), aku bergegas mencatat seluruh bahan yang dibutuhkan untuk membuat bubur Manado. Awalnya sih, hanya mencoba mengingat apa yang telah ku lihat dulu ketika masak bubur Manado di rumah. Tapi, ngerasa enggan pake ceker karena aku agak gimana gitu  sama ceker ayam, hehe. Malam harinya juga aku udah coba-coba liat youtube biar n...

"Antara Jalan-jalan dan Tugas"

(Memori 31 Oktober 2014) Sedikit cerita, di bulan lalu. Hmm, sobat, saat itu hatiku sedang gundah. Terlebih, ada tugas yang begitu memberatkan: mencari naskah kuno asli, dan kami harus mendeskripsikannya dengan lengkap. Ya, nama mata kuliah ini adalah Filologi, mata kuliah khusus yang membahasa mengenai teks. Tempat pertama yang kami kunjungi untuk berburu naskah kuno adalah museum Ranggawarsito. Saat itu tidak hanya bertuju. Tetapi, ada lebih dari duabelas orang. Namun kecewanya, kami disuruh untuk melihat-lihat pameran terlebih dahulu sebelum masuk perpustakaannya. Ya, pameran benda-benda bersejarah, benda-benda kuno, ini salah satu contohnya, naskah dari daun lontar dan kalender manual:   Sekitar setengah jam kemudian, kami baru digiring ke perpustakaan. Kami kira naskah kuno itu ada di rak-rak yang bukunya sudah kecoklatan. Tapi rupanya, kami harus mendengar penjelasan petugas perpus yang katanya sudah bergelar "Ngabei"  di Keraton. Beliau seorang wanita...