Sore tadi, aku masuk kelas Ulumul Qur'an I. Kelasku berbeda sobat dengan kelas asliku. Aku sengaja memilih Pak Danusiri sebagai dosenku kali ini. Iya, hal itu karena beliau adalah dosen waliku, bapakku di Semarang. Juga karena kuliah yang beliau berikan selalu mengandung hal-hal baru yang akan ku bawa ke rumah. Selain itu, karena beliau selalu mengajak mahasiswanya untuk mengingat Tuhannya di setiap kesempatan.
Sobat, hari ini, ingin ku ceritakan sedikit bahwa aku tersentuh dengan kuliahnya hari ini. Tema pertemuan pertama kami adalah "Wahyu". Beliau mengisahkan bahwa wahyu secara bahasa berarti isyarat yang cepat, secara tersembunyi, yang mengetahui hanya yang memberi dan diberi. Lalu beliau melanjutkan bahwa istri Rasulullah (Sayyidati Aisyah ra) sekalipun, tidak mengetahui bagaimana dan apa yang terjadi ketika Rasulullaah tengah menerima wahyu. Contohnya saja, ketika itu pada malam hari, beliau sedang bersama istrinya, Aisyah. Kemudian turunlah wahyu, Surah Ali Imran ayat 190-191:
Artinya : 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Dulu, ketika baca hadits tentang ini, aku tidak paham apa maksudnya. Lalu dosenku itu lanjut bercerita bahwa setelah turun wahyu, Rasulullah menjerit dan berkata,
ويل لمن قرأها ولم يتفكر فيها
"Celakalah bagi orang yang membaca ayat itu tetapi tidak memikirkannya."
Kalian tahu sobat, ketika ayat itu turun, Rasulullaah sedang dalam keadaan dipenuhi dengan nafsu layaknya suami kepada istri. Seketika itu pula, beliau bangkit dan menjerit seperti itu lalu beliau melaksanakan shalat dua rakaat. Beliau menangis sampai janggutnya basah. Bahkan, ketika subuh tiba, setelah rasulullaah berjamaah shalat subuh, setelah salam, Rasulullaah menjerit lagi seperti itu. Air mataku hampir keluar sobat ketika aku mendengar kisah itu. Apalagi ketika imajinasiku membayangkan Rasulullaah menangis dan menjerit dengan kata-kata itu. Sobat, ayat ini sering ku baca, bahkan aku tau terjemah dan maknanya. Hadits ini juga sering ku baca. Tetapi, kali inilah yang paling tersentuh. Terngiang dalam telingaku, "Celakalah bagi orang yang membaca ayat itu tetapi tidak memikirkannya." Akulah orang itu. Aku takut celaka. Aku membacanya tapi aku tidak pernah memikirkannya.
Itulah sedikit kisahku yang semoga menginspirasi para sobat bloggers..
lain lagi kisahnya, mungkin ini berbentuk pertanyaan, kebingunganku.
masih di jam yang sama, dosenku itu menjelaskan lagi tentang wahyu, bahwa menurut bahasa, secara teknis, wahyu itu merujuk pada lima hal:
1) Ilham sebagai bawaan (lihat surat Al Qoshosh ayat 7)
2) Ilham berarti naluri kepada binatang (lihat surat An Nahl 68)
3) Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode (lihat surat Maryam ayat 11)
4) Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan sesuatu yang buruk terlihat indah (lihat surat Al An'am ayat 121.
5) Perintah Allah untuk dikerjakan manusia (lihat surat Al Anfal ayat 12)
Pada nomer 4 tadi, beliau bercerita soal hidupnya dahulu. Bahwa ketika smp, beliau hampir tergoda dengan "nomer-nomer" (kalian tau apa itu sobat, jadi aku nggak perlu jelasin). Nah, pada malam hari, beliau bermimpi, dapat enam angka, mimpi itu tetap sama selama 5 kali. Kemudian, beliau beritahukan ke orang-orang dan hasilnya nyata. Beliau berkata di kelas kami, "Itu yang namanya bisikan setan. Nggak mungkin toh dari Allah?" Dari ungkapannya itu, aku teringat pada mimpiku. Banyak mimpiku yang masih aku ingat sampai sekarang. Aku kisahkan yang paling berkesan. Pertama, pada bulan Ramadhan siang hari, aku bermimpi mau dilamar orang, ketika kami bertemu, tanganku tiba-tiba digenggam oleh sosok yang aku tidak tahu siapa dia, wajahnya tidak jelas, tapi, di mimpiku bilang, dia bukan manusia. Aku dibawanya ke atas langit, lalu kami duduk di perahu berlapiskan emas. Aku duduk di belakang dengan tangan masih digenggam oleh sosok itu. Aku hanya bisa melihat bahwa kapal itu terus melewati pintu-pintu langit ke 1 sampai akhirnya aku tiba di langit ke 6. Ketika aku hampir ke langit ke 7, sosok itu melepas tanganku, dan aku terjatuh di atas karpet merah di langit ke 6. Aku melihat di depanku para sosok putih sedang sholat atau berdzikir, aku hanya melihat punggungnya saja. Sedangkan ketika aku menoleh ke kiri, aku melihat sahabat TK ku menangis, perutnya besar seperti terkena adzab dari Tuhan. Aku ikut menangis. Aku tidak tahu apa arti mimpi ini.
Kemudian, di mimpi yang lain. Saat itu, aku tidur setelah shalat malam, hari itu jadwalku puasa Daud. Tidak ada sahur yang bisa ku makan selain air putih di rumah. Tidak ada bahan yang bisa di masak. Sehingga aku pun tertidur dengan niat tetap berpuasa karena itu nazarku dahulu (kisah nazar ini belakangan akan ku ceritakan in syaa' Allah). Lalu aku bermimpi dibawa ke suatu ruangan seperti restoran warna putih. Aku didudukkan di kursi oleh sesosok wajah yang tampan, aku tahu itu bukan manusia. Di sana hanya ada aku dan pelayan itu. Lalu aku disuguhi satu gelas besar seukuran 1000 ml, isinya berwarna putih, tapi itu bukan susu. Aku disuruh minum itu, dan aku minum sampai habis. Rasanya sobat, subhaanallaah sangat lezat, kalau itu susu, tidak ada yang selezat itu di dunia. Rasanya beda. Sampai sekarang masih terasa di lidahku rasanya. Ketika aku terbangun, aku merasa kenyang dan tetap merasa lezat seakan-akan aku benar-benar meminumnya.
yang jadi pertanyaanku, apakah ini ilham dari Allah atau bisikan syaitan? Aku bingung sobat..
Ada banyak cerita, tapi ini dulu ya sobat. Minggu ini adalah mingguku banyak membuat makalah dan maju presentasi. Aku harus baca banyak buku, dan seharian di perpus..
Sampai jumpa lagi nanti, in syaa' Allah.
semoga kisah ini dapat jadi pelajaran ya sobat ;)
ya ditunggu :D
BalasHapusApanya yg ditunggu? :p
Hapus