Langsung ke konten utama

Postingan

"Antara Jalan-jalan dan Tugas"

(Memori 31 Oktober 2014) Sedikit cerita, di bulan lalu. Hmm, sobat, saat itu hatiku sedang gundah. Terlebih, ada tugas yang begitu memberatkan: mencari naskah kuno asli, dan kami harus mendeskripsikannya dengan lengkap. Ya, nama mata kuliah ini adalah Filologi, mata kuliah khusus yang membahasa mengenai teks. Tempat pertama yang kami kunjungi untuk berburu naskah kuno adalah museum Ranggawarsito. Saat itu tidak hanya bertuju. Tetapi, ada lebih dari duabelas orang. Namun kecewanya, kami disuruh untuk melihat-lihat pameran terlebih dahulu sebelum masuk perpustakaannya. Ya, pameran benda-benda bersejarah, benda-benda kuno, ini salah satu contohnya, naskah dari daun lontar dan kalender manual:   Sekitar setengah jam kemudian, kami baru digiring ke perpustakaan. Kami kira naskah kuno itu ada di rak-rak yang bukunya sudah kecoklatan. Tapi rupanya, kami harus mendengar penjelasan petugas perpus yang katanya sudah bergelar "Ngabei"  di Keraton. Beliau seorang wanita...

*Kisah Kasih Idul Adha 1435 H*

Hari itu, (Jum'at, 3 Oktober 2014), aku pulang ke rumah dengan perasaan yang bahagia. Memang saat itu aku dalam keadaan badan yang tidak enak, otak jenuh, dan tidak ada semangat. Alhamdulillaah, akhirnya di moment spesial (Idul Adha) ini aku bisa pulang ke rumah, sembari melepas penatku. Sebenarnya aku berencana pulang ke rumah naik travel sekitar jam sembilan. Tapi, jiwa dan raga ini rasanya sudah tidak kuat. Terlebih ketika aku tahu bahwa travel yang ke Pekalongan tidak ada untuk jam segitu. Akhirnya, seusai shalat subuh, aku siap-siap, membereskan kamar, beli kue untuk hadiah adik-adikku, dan pergi ke agen bus Nusant*r*. Alhamdulillaah aku dapet tiket yang berangkat saat itu juga (pukul 7). Ah, tidak peduli dapet kursi belakang, yang penting mah bisa sampai ke rumah dengan selamat. Sampai di rumah tepat pukul sembilan pagi. Aku bahagia melihat adik-adikku tersenyum melihatku membawa banyak bingkisan. Terutama Ali yang 20 September lalu baru berulang tahun. Yah, karena sebul...

Sekelumit Kisah Kuliahku *Edisi Ulumul Qur'an I*

Sore tadi, aku masuk kelas Ulumul Qur'an I. Kelasku berbeda sobat dengan kelas asliku. Aku sengaja memilih Pak Danusiri sebagai dosenku kali ini. Iya, hal itu karena beliau adalah dosen waliku, bapakku di Semarang. Juga karena kuliah yang beliau berikan selalu mengandung hal-hal baru yang akan ku bawa ke rumah. Selain itu, karena beliau selalu mengajak mahasiswanya untuk mengingat Tuhannya di setiap kesempatan. Sobat, hari ini, ingin ku ceritakan sedikit bahwa aku tersentuh dengan kuliahnya hari ini. Tema pertemuan pertama kami adalah "Wahyu". Beliau mengisahkan bahwa wahyu secara bahasa berarti isyarat yang cepat, secara tersembunyi, yang mengetahui hanya yang memberi dan diberi.  Lalu beliau melanjutkan bahwa istri Rasulullah (Sayyidati Aisyah ra) sekalipun, tidak mengetahui bagaimana dan apa yang terjadi ketika Rasulullaah tengah menerima wahyu. Contohnya saja, ketika itu pada malam hari, beliau sedang bersama istrinya, Aisyah. Kemudian turunlah wahyu, Surah Ali I...

Aku, Berbeda? (2)

Sobat, kau tahu mengapa Imam Ghazali menyebutkan bahwa kesabaran itu dibagi menjadi tiga? Iya, kesabaran dalam beribadah kepadaNya, kesabaran dalam menjauhkan diri dari maksiat, dan kesabaran dalam menghadapi musibah. Menurut pemikiranku, karena tiga hal tersebut ringan diucapkan tapi terkadang, seseorang merasa berat dilakukan. Yang saya bicarakan bukan soal kesabaran. Tapi ketiga hal tersebut: beribadah kepadaNya, menjauhi maksiat, dan mendapat musibah. Memang benar sobat bahwa ibadah itu gampang, kita tinggal laksanakan sholat, puasa, dzikir, dsb, tapi cobalah ketika kita pakai hati nurani, pakai "ketasawufan" kita. Lebih banyaknya adalah rasa lega dan sejuk, tapi terkadang syaithan yang terkutuk selalu saja menghalangi dan menjadikan hati ini kadang terasa berat dan kesepian. Terlebih, ketika menjauhkan diri dari kemaksiatan. Maksiat tidak selamanya zina. Bisa saja hal-hal seperti lalai, atau marah, atau mencela orang. Sobat, memang susah, menjadikan bibir ini rapat, d...

"Selamat Tinggal, Madrasahku"

(Memori akhir sekolah, part 1) bismillaah.. Hari ini ku bergetar, karena aku mengingat lagi memori akhir sekolahku. Ya, sekitar dua tahun lalu. Kenangan-kenangan itu, walau hanya delapan bulan saja, tetapi cukup menjadi kenangan terindah dalam hidupku. Kenangan yang rasanya masih ingin diulangi, masih ingin disyukuri, dan masih ingin diresapi. Ini bukan kenangan tentang cinta, tetapi tentang sekolah yang sangat berjasa dan bersahaja. Yuk kita telusuri kisahku ini, kenanganku.. Hari itu, Sabtu, 8 September 2012, kalau tidak salah, hari ketujuh aku melakukan sholat istikharah, jam 3 dini hari. Setiap hari, aku lakukan itu dengan tekun, di jam yang sama, rakaat yang sama, dan dengan tangis dan sendu yang sama, serta doa yang sama pula. Doa-doa itu ku sertai dengan nadzar yang telah ku sebut-sebut di hadapan keluargaku. Lima nadzar yang aku ungkapkan yaitu: Aku akan puasa Daud sampai menikah (kecuali haid) Aku akan shalat malam, shalat dhuha', dan berjamaah Akan...

Aku, berbeda?

Aku hidup di kamar kost ini sendirian. Tapi bukan berarti, hidupku hanya aku. Tadi siang aku berpikir sesuatu. Iya, dalam hatiku, aku bertanya, "Aku berbeda?". Aku telusuri lebih lanjut. Aku lihat diriku di cermin itu. Subhaanallaah, aku tidak bisa mengatakan wajahku jelek. Aku cukup pendiam jika tidak ada yang mengajakku berbicara. Sehari-hari, aku hanya bertemankan Al-Qur'an, buku-buku bacaan kuliah, dan netbook ini. Yah, sesekali teman kuliahku datang dan bercanda ria denganku seharian. Lalu ku lihat perempuan lain lebih lanjut. Tidak itu di kost, atau di asrama dahulu, yang namanya perempuan selalu ribut tentang dandan di depan pria, tampil seksi dan cantik di hadapan kaum Adam. Obrolan yang kadang ku dengar, adalah seringnya mereka membicarakan kaum Adam, entah itu cintanya, gebetannya, atau ketika mereka akan kencan. Selain itu, mereka dengan bebas bermain dengan kaum Adam. Maksudnya, bahwa ketika di kelas, mereka tanpa merasa rikuh, bercanda ria dengan kaum Ad...

Let us Sing this Song.. ;)(

Judul: Pergilah Kau Vocal: Sherina Munaf Tak mau lagi aku percaya.. Pada semua kasih sayangmu.. Tak mau lagi aku tersentuh.. Pada semua pengakuanmu.. Kamu takkan mengerti rasa sakit ini.. Kebohongan dari mulut manismu.. Pergilah kau.. Pergi dari hidupku.. Bawalah semua rasa bersalahmu.. Pergilah kau.. Pergi dari hidupku.. Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui.. Tak mau lagi aku terjerat.. Pada semua janji-janjimu.. Tak mau lagi aku terpaut.. Pada semua permainanmu.. Kamu takkan mengerti rasa sakit ini.. Kebohongan dari mulut manismu.. Pergilah kau.. Pergi dari hidupku.. Bawalah semua rasa bersalahmu.. Pergilah kau.. Pergi dari hidupku.. Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui.. Bertahun-tahun bersama.. Kupercayaimu.. Kubanggakan kamu.. Berikan s’galanya.. Aku tak mau lagi.. Ku tak mau lagiiiiiiiiiiii..... Pergilah kau.. Pergi dari hidupku.. Bawalah semua rasa bersalahmu.. Pergilah kau.. Pergi dari hidupku.. Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui..